Press "Enter" to skip to content

Surat Gembala Natal Uskup Ruteng

Emanuel: Allah beserta kita! (Mat 1: 23)

Para imam, biarawan/wati dan seluruh umat Allah Keuskupan Ruteng!

Sebentar lagi, kita merayakan Natal tahun 2020. Natal adalah peristiwa kasih Allah yang menyertai kita. Bagi kita, Allah adalah Emanuel, Dia yang selalu menyertai kita (Mat 1:23). Dalam keyakinan tersebut, kita sesungguhnya tidak pernah sendirian. Dalam berbagai kesulitan dan penderitaan hidup, kita dapat mengandalkan pertolongan-Nya. Bahkan kita dapat merasakan kehadiran-Nya yang nyata dalam kemanusiaan kita. Dalam peristiwa natal, Allah yang tidak kelihatan menjadi kelihatan dalam diri bayi Betlehem. “Verbum Caro Factum est”: Sang Sabda ilahi menjadi daging dan berdiam di tengah-tengah umat-Nya (Yoh 1:14).

Perayaan natal tahun i ni terasa sangat khusus, karena hidup kita dan seluruh umat manusia masih dilanda oleh wabah virus Corona. Kegelapan dan penderitaan yang kita alami, mengingatkan kita akan situasi bangsa Israel yang ditindas dalam perbudakan di tanah asing Babel. Saat itu martabat manusiawi dan sosial mereka terpuruk. Bahkan status religius mereka juga lenyap. Pusat iman dan tempat ibadat mereka, yakni Kota Yerusalem dan bait Allah telah dihancurkan.

Dalam situasi penuh kesuraman demikian, nabi Yesaya tampil mengumandangkan fajar pengharapan dan sukacita bagi Israel: “Bangsa yang berjalan di dalam kegelapan telah melihat terang yang besar; mereka yang diam di negeri kekelaman, atasnya terang telah bersinar… Sebab seorang anak telah lahir untuk kita… Penasihat Ajaib, Allah yang perkasa, Bapa yang Kekal, Raja Damai” (Yes 9:1.5). Seperti Israel yang dalam kejatuhan dan kehancurannya tidak kehilangan harapan, demikian pula kita dalam masa pandemi ini, tetap ingin merangkai asa. Harapan ini dibangun dalam iman akan Allah yang selalu seita dan peduli. Dia tidak membiarkan kita umat-Nya terkubur dalam kesengsaraan. Kasih-Nya yang tak terbatas hadir dalam diri sang Emanuel yang datang menyelamatkan dan membebaskan kita umat-Nya.

Dalam terang kasih sang Emanuel itu, hendaknya kita memaknai Natal tahun ini sebagai momentum pembangunan peradaban kasih. Semoga kasih-Nya terus bernyala dalam diri kita dan memampukan kita untuk melakukan segalanya dalam kasih, “omnia in caritate” (1Kor 16:14). Kasih terus menggerakkan kita untuk semakin bersaudara dan bersolider. Paus Fransiskus dalam ensiklik terbarunya Frateli tutti pada tanggal 3 Oktober 2020 menandaskan bahwa pandemi covid-19 memperlihatkan persatuan dan persaudaraan di antara kita umat manusia. Umat manusia sesungguhnya berada dalam perahu yang sama, di mana kejahatan seorang penumpang dapat menjadi malapetaka bagi semua. Tetapi sekaligus menyadarkan kita bahwa tak seorang pun dapat menyelamatkan diri, tanpa solidaritas dari yang lain (FT, 32). Egoisme, materialisme dan konsumerisme adalah akar segala bencana kemanusiaan. Hanya dalam kebersamaan, solidaritas dan keber-akar-an pada cinta ilahi, kita dapat membangun peradaban kasih dalam kehidupan dunia dewasa ini.

Merujuk pada pembangunan peradaban kasih dalam semangat “omnia in caritate” di atas, kami hendak menyampaikan beberapa hal berikut:

Pertama, apresiasi sebesar-besarnya atas partisipasi seluruh umat untuk mendukung karya posko “omnia in caritate” Keuskupan Ruteng, sebagai pusat pengumpulan dan penyaluran bantuan sosial bagi yang sangat terdampak bahaya covid-19, selama tahun 2020 ini. Kami sangat bangga karena umat, dalam keterbatasan dan kekurangan tetap tergerak hatinya untuk memberi bantuan dana dan sembako bagi yang sangat membutuhkan. Kami sendiri telah terlibat untuk menyalurkan bantuan tersebut ke beberapa paroki dan kami sungguh mengalami bagaimana kasih dapat mengalahkan berbagai ketakutan dan kecemasan.

Kedua, kami mengajak agar kita terus meningkatkan gerakan peduli bagi sesama saudara yang berkekurangan. Kita memberi bukan karena kelebihan namun dari kekurangan. Kami yakin bahwa memberi dari kekurangan adalah ungkapan cinta yang paling luhur dan sesungguhnya akan membuat hidup kita semakin manusiawi. Untuk mendukung gerakan peduli ini, kami meminta agar paroki-paroki lebih serius lagi mendata kelompok-kelompok rentan dalam wilayah seperti kaum ODGJ, difabel, lansia, migran, dll., dan merencanakan bersama mereka program-program pastoral paroki yang sungguh berpihak.

Ketiga, gerakan peduli tersebut tentu tidak hanya diarahkan untuk solidaritas antarsesama manusia namun juga dengan alam lingkungan. Kami mengajak kita semua untuk bahu-membahu bekerja sama dengan semua pihak yang berkehendak baik untuk mengusung pembangunan yang berwawasan ekologis dan berkelanjutan. Kita menjaga agar lingkungan kita tidak rusak serta-merta yang akan membahayakan generasi penerus kita. Mari terus menggalakkan pertanian organik, pariwisata yang berbasis lingkungan dan budaya lokal, dan menolak segala bentuk pembangunan yang dapat merusak lingkungan secara masif.

Keempat, untuk mendukung gerakan peduli di atas, ke depan dibutuhkan tata layanan pastoral yang tepat baik menyangkut tata kelola program maupun tata kelola keuangan. Paroki dan lembaga-lembaga di Keuskupan perlu memperbarui struktur, aturan, metode pastoral agar semakin terbuka terhadap tuntunan dan inspirasi Roh Allah, agar pelayanan peduli kasih Gereja semakin signifikan dalam kehidupan umat dan semakin relevan di tengah dunia.

Akhirnya, marilah kita biarkan kasih sang Emanuel, “Allah beserta kita”, meresapi seluruh diri dan perjuangan hidup kita. Mari kita biarkan sang Sabda berinkarnasi secara nyata di Keuskupan, paroki, stasi, KBG, komunitas dan keluarga kita. Kristus lahir, agar kita juga lahir baru dalam peradaban kasih. Selamat merayakan pesta natal! Tuhan memberkati.

Ruteng, 8 Desember 2020
Uskupmu,

Mgr. Siprianus Hormat

Comments are closed.