Keuskupan Ruteng kembali menyelenggarakan sidang pastoral tahunan. Kali ini di Rumah Ret-Ret Maria Bunda Karmel Wae Lengkas, 4 – 7 Januari 2022 dan dihadiri oleh pimpinan Keuskupan Ruteng, Pastor Paroki, Pimpinan Lembaga, dan tokoh umat.
Adapun agenda utama yang dibahas selama empat hari yaitu evaluasi pelaksanaan program selama tahun Tata Layanan Pastoral Kasih 2021 dan pencanangan fokus program pastoral pada tahun 2022 yaitu pastoral pariwisata holistik.
Evaluasi tahun tata layanan pastoral kasih 2021 telah dilaksanakan di empat kevikepan pada desember lalu. Rangkuman atas diskusi di empat kevikepan itu dipresentasikan oleh Pusat Pastoral pada Sidang Pastoral ini.
Sidang pasotoral kali ini juga membahas fokus karya pastoral 2022 yaitu pastoral pariwisata holistik. Untuk itu, stake holder pariwisata diundang untuk menyampaikan gagasan mereka, antara lain: tiga Bupati Manggarai Raya dan Direktris BOPLBF. Selain itu, akan tampil juga Prof. Alksius Jemadu, Ph.D dari Universitas Pelita Harapan yang memaparkan tema Gereja dan Negara dalam Pengembangan Pariwisata Holistik: Dialog Kritis.
Dalam keterangannya, Sekretaris Keuskupan Ruteng Rm Manfred Habur menjelaskan secara sekilas pariwisata Holistik; yaitu pariwisata yang meliputi pelbagai aspek yang mendukung kesejahteraan manusia yang utuh dan terintegrasi dengan keutuhan ciptaan. Karena itu, pariwisata tidak boleh hanya berorientasi pada kesejahteraan ekonomi. Untuk itu diperlukan partisipasi masyarakat lokal, integrasi nilai kultural dan spiritual setempat, dan pelestarian lingkungan alam dalam seluruh pembangunan pariwisata.
Lebih lanjut Romo Manfred menjelaskan, keterlibatan Gereja Katolik dalam pariwisata didorong oleh konteks situasi umat Manggarai Raya, wilayah Keuskupan Ruteng yang kini tengah didera “hingar-bingar” Pariwisata Super Premium. Lebih dari itu keterlibatan sosial profetis Gereja di tengah dunia berpangkal dari jati dirinya sebagai persekutuan murid-murid Kristus yang bersolider dengan “suka dan duka, harapan dan kecemasan masyarakat” (GS. 1) demi mewujudkan pariwisata yang mengabdi kesejahteraan umum khususnya masyarakat lokal, menghargai martabat pribadi manusia, berakar dan bertumbuh dalam budaya dan spiritualitas lokal serta merawat kelestarian lingkungan.
Comments are closed.