Press "Enter" to skip to content

Seribu Lilin untuk Korban Bencana NTT

Dewan Pimpinan Daerah Komite Nasional Pemuda Indonesia (DPD KNPI) Kabupaten Manggarai Barat bekerja sama dengan Pemuda Lintas Organisasi Kabupaten Manggarai mengundang JPIC SSpS, beberapa instansi, Ketua Pemuda Muslim dan komunitas-komunitas Biara, mengadakan aksi 1000 lilin berdoa bagi korban bencana alam di NTT, Sabtu (10 April 2021).

Kegiatan tersebut diadakan di halaman kantor Bupati Kabupaten Manggarai Barat. Dimulai pukul 19.30 WITA para undangan melakukan doa bersama sambil membakar 1000 lilin. Dalam orasi yang dibawakan oleh DPD KNPI Sergius Tridedi mengungkapkan maksud dari aksi seribu lilin, yaitu solidaritas dan doa untuk para korban bencana alam di NTT yang terjadi belum lama ini.

“Kita memang sudah memberi sumbangan materi kepada saudara-saudara kita di NTT Lembata, Timor, Adonara. Tetapi juga tidak sebatas itu, kita harus member dukungan moril dan secara khusus kita memberi dukungan doa karena duka mereka adalah duka kita dan duka kita adalah duka mereka. Dengan tema Pray For NTT kita semua yang hadir disini mempersembahkan para korban baik yang sudah meninggal maupun yang masih ada di tempat penampungan kepada Tuhan,” kata Sergius Tridedi.

Pada kesempatan yang sama ketua komunitas St.Egidio dalam orasinya menyampaikan hal serupa. “Kami sudah melakukan aksi lapangan di Malaka pulau Timor, kami merasa ringan langkah untuk berkumpul karena berdoa bersama. Dan harapan kami dengan aksi mala mini kita dapat memberi dukungan dan kekuatan kepada para korban.”

Setelah beberapa sambutan dilanjutkan dengan doa bersama. Doa dipimpin oleh perwakilan tokoh muslim dan Katolik. Ketua JPIC SSpS Flores Barat Sr. Maria Yosephina Pahlawati, SSpS dalam permenungan dan refleksinya mengungkapkan,

“Bencana ini kembali mengingatkan kita untuk selalu bersyukur dengan alam ciptaan Tuhan yang begitu indah. Namun, karena keserakahan, kerakusan dan segala macam hal. Kita lupa akan kasih Tuhan bagi kita manusia sehingga mengakibatkan bencana alam dimana-mana. Dalam kaitan dengan hal ini, tidak berarti para korban bencana alam adalah menjadi pelaku, tetapi kontribusi dari seluruh umat manusia sehingga alam menjadi tidak seimbang dan terjadilah bencana alam. Saudara-saudara kita harus menerima bencana, mereka kehilangan orang-orang yang dicintai, rumah, materi dan segalanya,” ungkap suster Yosephine.

Suster Yosephine juga menyampaikan, partisipasi dalam aksi seribu lilin merupakan bentuk dukungan bagi para korban bencana. Selain dukungan materi, doa-doa kiranya membawa semangat dan harapan baru bagi para korban.

“Karena itu kita yang hadir disini mendukung mereka selain memberi materi dalam doa agar diberi rahmat kekuatan dan ketabahan,” ungkapnya.

Comments are closed.