Paroki St Petrus dan Paulus Dampek menyelenggarakan panen raya tanaman pangan lokal sorgum di kebun paroki , Jumat 1 Juli 2022. Kegiatan sehari ini menghadirkan berbagai elemen masyarakat dalam rangka membangun sinergisitas multipihak untuk pengembangan pangan lokal sorgum di wilayah Pantai Utara atau Pantura.
Koordinator Pastoral Khusus Kevikepan Reo yang juga menjadi penanggung jawab kegiatan Rm Marsel Hasan Pr menjelaskan panen raya ini sebagai hasil dari kerja bersama selama satu tahun terakhir yang melibatkan Gereja, pemerintah, LSM dan masyarakat. Pada awal tahun 2021, Keuskupan Ruteng telah mencanangkan program peningkatan ekonomi, kesehatan dan ketahanan pangan serta pelestarian lingkungan hidup melalui budidaya sorgum organik. Pailot project program ini adalah wilayah pantura keuskupan Ruteng.
“Program ini disambut baik oleh umat di wilayah pantura dan juga oleh pemerintah setempat lebih khusus pemerintahan kecamatan Lamba Leda Utara. Dalam semangat yang sama, pemerintahan kecamatan Lambaleda Utara mencanangkan program satu hektar kebun contoh tanaman sorgum organik untuk semua desa di wilayah kecamatan lamba Leda Utara. Program ini didukung juga oleh Lembaga Swadaya masyarkat baik tingkat lokal maupun tingkat nasional seperti Yayasan KEHATI Jakarta, ICBB-AB2TI dan LSM Ayo Indonesia,” jelas Romo Marsel Hasan dalam keterangan tertulis kepada media.
Pantuan Media Komsos di lokasi, kegiatan dihadiri oleh pemerintah Kabupaten Manggarai Timur, Vikjen Keuskupan Ruteng Rm Alfons Segar Pr, Vikep Reo Rm Herman Ando Pr, Lembaga Swadaya Masyarakat dan tokoh-tokoh masyarakat setempat.
Kegiatan dimulai di Aula Paroki yaitu penyambutan para tamu secara adat Manggarai, sambutan-sambutan dan kunjungan pameran kerajinan kain dan hasil olahan sorgum. Selanjutnya kegiatan dilaksanakan di Kebun Paroki tempat dilaksanakan ibadat ekologis dan panen raya Sorgum secara simbolis.
Dukungan Gereja Lokal

Vikjen Keuskupan Ruteng Rm Alfons Segar mengawali sambutan dengan menyampaikan pesan Uskup Ruteng Mgr Siprianus Hormat terkait penyelenggaraan panen raya pangan lokal Sorgum di Paroki Dampek. Keuskupan Ruteng mendukung berbagai gerakan dan program dalam rangka peningkatan kesehatan dan kesejahteraaan Masyarakat.
“Walau secara fisik tidak hadir, dalam seluruh pikiran dan hatinya beliau hadir untuk memberi dukungan terhadap semua keigatan peningkatan ekonomi demi kesejahteraan masyarakat, baik yang ada di paroki ini, maupun yang berada di seluruh Kabupaten Manggarai Timur bahkan seluruh Manggarai Raya lingkup Keuskupan Ruteng. Karena itu juga salah satu program yang dikedepankan secara khusus dalam tahun pastoral pariwisata holistik ini,” ungkap Romo Alfons Segar.
Terkait pengembangan pangan lokal sorgum, Romo Alfons menjelaskan itu telah didiskusikan dalam pertemuan-pertemuan pastoral khususnya pada perayaan Hari Pangan Sedunia beberapa tahun terakhir. Implementasinya bahkan sudah berjalan dalam kerja sama dengan pemerintah-pemerintah daerah.
“Sudah beberapa tahun terakhir melalui kegiatan Hari Pangan Sedunia di beberapa paroki, digalakkan penanaman sorgum ini sebagai pangan lokal yang perlu ditingkatkan agar mempunyai manfaat yang besar bagi kesehatan kita. Seperti disampaiakan panitia, salah satu tujuannya yaitu mengatasi isu stunting yang juga cukup tinggi di wilayah kita ini. Maka dalam kerja sama dengan pemerintah setempat, khususnya sekarang bersama dengan Pemerintah Kabupaten Manggarai Timur mengurangi masalah stunting ini. Dalam menangani masalah stunting ini, salah satunya adalah peningkatan kualitas produksi pangan lokal,” jelas Romo Alfons.

Romo Alfons mengakhiri sambutannya dengan refleksi singkat tentang pengembangan pangan lokal. Menurut dia, pengembangan pangan lokal seperti sorgum tidak hanya dilihat secara ekonomi sebagai salah satu alternatif pemenuhan kebutuhan pangan. Lebih dari itu, pengembangan pangan lokal sorgum juga dapat dilihat dari sudut pandang iman, yaitu mengajak kita untuk bersyukur atas anugerah Tuhan yang memberi kita makanan secukupnya.
“Melalui peningkatan kualitas pangan lokal, sorgum misalnya, kita menyampaikan syukur kepada Tuhan atas semua ciptaan termasuk tanaman demi kebutuhan hidup kita,” tutup Romo Alfons.
Manggarai Timur Kembangkan Jagung, Sorgum dan Kedelai
Bupati Manggarai Timur Agas Andreas dalam sambutannya menyatakan jajaran pemerintah kabupaten sedang mengembangkan tiga komoditas pangan yaitu jagung, sorgum dan kedelai. Ini dilakukan untuk mengantisipasi kebutuhan dalam negeri dan mengurangi ketergantungan pada import.
“Jasoke. Jagung, Sorgum, Kedelai. Itu yang mesti kita tanam sekarang untuk mengantisipasi kebutuhan di negara ini, ” kata Bupati Agas
Jagung, lanjut Agas, sudah dimulai tahun lalu dengan kolaborasi antara pemerintah dan lembaga keuangan di satu sisi, petani di satu sisi, dan pembeli di sisi lainnya. Untuk tahun 2022, ditargetkan 50 ribu hektar lahan akan ditanami jagung.
“Saya minta pada pa Kadis, camat, kepala Desa, supaya 50 ribu itu tersebar terutama di daerah-daerah dataran rendah. Kalau 50 ribu hektar jagung di Manggarai Timur, kali tujuh ton, dikali harga 3,500 rupiah; Satu koma tiga triliun uang masuk ke Manggarai Timur tahun ini atau tahun depan,” kata Bupati Agas.
Bupati Agas menjelaskan Sorgum sebagai salah satu tanaman pangan lokal yang cocok di wilayah Manggarai Timur dan menjadi makanan masyarakat sebelum mengenal beras. Pengembangan tanaman ini diharapkan dapat mengatasi ketergantungan pada beras dan menjadi alternatif makanan tambahan bergizi.
“Kalau stunting menghasilkan generasi yang tidak cerdas. Berarti rusaklah generasi sekian puluh tahun ke depan. Butuh makanan gergizi. Butuh makanan tambahan melalui Sorgum,” kata Agas.
Sorgum: Pangan Lokal Bergizi Tinggi
Direktur Yayasan Keanekaragaman Hayati (Kehati) Jakarta, Rony Megawanto menjelaskan salah satu program yang sedang dilaksanakan oleh lembaganya yaitu mengampanyekan sumber-sumber pangan lokal bagi masyarakat Indonesia. Pangan lokal itu penting untuk menghindari ketergantungan pada sumber-sumber pangan yang didatangkan dari luar negeri.
“Kami dari yayasan Kehati coba mengampanyekan agar pangan itu bukan cuma nasi. Ada banyak sumber pangan yang dimiliki oleh Indonesia ini. Ada sorgum, ada pisang. ada ubi-ubian. Ada Jagung, dan sebagainya. Itu mestinya menjadi sumber-sumber pangan kita,” kata Rony.
Hasil penelitian Litbang Kementerian Pertanian, lanjut Rony, menunjukkan sorgum sebagai sumber pangan lokal yang bergizi tinggi. Ini mendorong sejumlah perusahan untuk mengembangkan berbagai produk dengan bahan dasar Sorgum.
“Itu yang menyebabkan kita juga untuk terus mendorong agar sorgum ini digalakkan. Terutama di Flores ini, karena ada sejarah masa lalu, sebelum masyarakat Flores makan nasi, sebenarnya masyarakat flores makan sorgum,” kata Rony.
Comments are closed.