Rm Wilhelmus Mut Mungkur Pr lahir di Nderu, Paroki Weleng, pada 22 November 1977. Dia anak ke 5 dari 6 bersaudara dari kedua orang tua Bapak Gabriel Kora dan Ibu Albina Tenia.
Romo Mus, demikian sapaannya, menempuh pendidikan dasar di SDK Weleng SMP dan SMA di Reo. Setelah tamat SMA dia melamar menjadi imam projo keuskupan Weetebula dan mengikuti kuliah bersama calon-calon Imam Projo Keuskupan Weetabula di Seminari Tinggi St. Mikhael Kupang. Namun karena sakit, ia tidak dapat melanjutkan pembinaan dan ditolak untuk diterima menjadi imam projo Keuskupan Weetebula.
Setelah sembuh dari sakit, Romo Mus melamar menjadi imam projo Keuskupan Ruteng dan diterima sebagai imam projo Keuskupan Ruteng oleh YM. Mgr Hubert Leteng pada 2011. Dia lalu menjalani tahun orientasi sebelum ditahbiskan menjadi Diakon pada 14 Desember 2012 di Kapela Seminari Kisol dan tahbisan imamat pada 5 April 2013 di Gereja Paroki Borong.
Almarhum Romo Mus memilih motto – “Buluh yang patah terkulai tidak akan diputuskannya dan sumbu yang pudar nyalanya tidak akan dipadamkan” (Yes. 42:3). Paroki Mbeling menjadi tempat tugas pertama bagi dia, yaitu sebagai kapelan, pada 2013-2014. Selanjutnya, 2014-2016, ia bertugas sebagai pastor Rekan di paroki Mano. Dan pada tahun 2016 diangkat menjadi pastor Paroki Waerana sampai dengan meninggalnya, 28 Juli 2021
Dalam rentang waktu setahun tahun terakhir, kesehatan beliau sangat terganggu dengan penyakit yaitu salah satu matanya tidak bisa melihat dengan baik. Ia pernah dirawat di Rumah Sakit Carolus Jakarta selama beberapa bulan. Ia akhirnya meninggal di Rumah Sakit Ben Boi Ruteng, Rabu 28 Juli 2021 malam.

Comments are closed.