KEUSKUPANRUTENG.ORG – Aksi Puasa Pembangunan (APP) dimulai dari spirit pertobatan, di mana kita mengakui bahwa tidak ada manusia yang luput dari dosa, dan ketika menyadari itu, maka kita datang dan menceburkan diri dalam Kerahiman Allah. Dalam pigura Tobat APP, berbeda dengan tobat pribadi, Gereja mengkhususkan masa Pra-Paskah supaya APP menjadi sebuah gerakan bersama; kita berada dalam sebuah peziarahan yang sama untuk sampai pada tujuan yang sama juga. Sebuah gerakan tobat bersama.
Hal ini dikatakan Ketua Komisi Pemberdayaan Sosial Ekonomi (PSE) Keuskupan Ruteng, RD Marsel Zosimus Erot, kesehariannya disapa Romo Jossy, saat ditemui di sela kegiatan Sidang Sosialisasi Tahun Ekaristi Transformatif tingkat Kevikepan Ruteng yang diselenggarakan oleh Pusat Pastoral (PusPas) pada Jumat, 7 Februari 2025 di Aula Keuskupan – Leda. Rapat ini dihadiri ratusan peserta yang datang dari paroki-paroki sekevikepan Ruteng, yakni Pastor Paroki, Vikaris Parokial, Ketua Pelaksana DPP dan DKP, Ketua Seksi Liturgi, PSE, Katekese dan Ketua Stasi.
Selain sosialisasi Tahun Ekaristi Transformatif, peserta juga diajak mendalami materi tentang Katekese Umat dan APP 2025. Kali ini, dalam waktu bersamaan, kegiatan tersebut digelar di dua lokasi berbeda, di Aula Keuskupan di Leda dan di Aula Kevikepan di Kuwu. Di Aula Keuskupan, rapat diikuti oleh 7 paroki Kota Ruteng, seperti paroki St. Mikael – Kumba, Katedral, Kristus Raja- Mabumuku, St Vitalis – Cewonikit, Ekaristi Kudus – Ka Redong, St. Fransiskus Asisi – Karot, St. Nikolaus – Golo Dukal, juga paroki Iteng, Ponggeok, Poka, Timung, Poco dan Rua.

Ketua Komisi Pemberdayaan Sosial Ekonomi (PSE) Keuskupan Ruteng, RD Jossy Erot, saat memberikan materi tentang Gerakan Aksi Puasa Pembangunan (APP) kepada ratusan utusan paroki di Sidang Sosialisasi Tahun Pastoral Ekaristi Transformatif sekevikepan Ruteng yang dilaksanakan di Aula Keuskupan di Leda, Ruteng, Jumat, 7 Februari 2025. (Foto : KOMSOS KEUSKUPAN RUTENG)
Di Aula Kevikepan di Kuwu dihadiri utusan dari paroki Denge, Narang, Todo, Langke Majok, Rejeng, Santa Maria Fatima – Cancar, Rentung, Ngkor, Wangkung Rahong, Kuwu, Nanu dan Beokina. Sidang para utusan paroki ini, dimulai sejak pukul 08.00 pagi dan berlangsung sehari penuh dan membedah berbagai tema, dengan menghadirkan pembicara pertama, Direktur PusPas, RD Dr. Martin Chen mengupas tentang Inspirasi Teologis Pastoral Ekaristi Transformatif 2025, dilanjutkan Program Pastoral Ekaristi Transformatif 2025. Semua peserta dari paroki juga diberi pelatihan pengisian format program dengan standar baku yang sudah disusun oleh tim PusPas. Nara sumber lainnya, Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Manggarai, Pontius Mudin.
Berpuasa, Berbagi kepada Sesama
RD Jossy, dalam kegiatan ini, secara khusus mempresentasikan Gerakan APP. Berbincang dengan KEUSKUPANRUTENG.ORG, ia lanjut menjelaskan, bahwa Kitab Suci memberi tuntunan bagi umat ketika bertobat, ada unsur berpuasa, berpantang dan bermati raga, termasuk menambah intensitas doa atau dikenal dengan askese. Tidak hanya dalam usaha membangun pertumbuhan pribadi dalam iman dengan berusaha melawan kedosaan/kelemahan manusiawi, Gereja selalu berbicara dalam konteks sosial juga, Gereja adalah sebuah perutusan, yang harus pergi pada waktunya.
“Artinya, kita keluar dari diri sendiri. Sikap tobat dalam masa pra-Paskah, dalam APP mengajak kita bertobat ‘ke dalam’ tetapi harus bersolider ke luar. Tidak hanya untuk keselamatan diri, tetapi juga menyelamatkan orang lain. Ketika kita berpuasa dan berpantang, maka apa yang ada pada kita, sesungguhnya itulah yang kita berikan atau bagi kepada orang lain yang membutuhkan. Bahasa puasa atau pantang yang sederhana, yaitu saya mengurangi jatah untuk saya, dan saya menyiapkannya untuk orang lain. Bukan saya menyimpan jatah saya untuk kemudian saya menikmati lebih banyak,” kata RD Jossy.
Nilai pengorbanan seperti ini, menurut dia, menjadi spirit gerakan bersama yang penuh arti dan makna, sehingga APP bukan tentang bagaimana setiap umat Katolik mengisi sejumlah uang dalam amplop tetapi menjadi bagian dari ekspresi tobat sesuai dengan apa yang dialami oleh seseorang atau suatu keluarga dari kebaikan Hati Allah yang Berbelaskasih, sebagai bentuk ucapan syukur kepada Allah sesuai dengan apa yang didapat atau diterima.

Direktur Pusat Pastoral Keuskupan Ruteng, RD Dr. Martin Chen ketika memberikan materi tentang Inspirasi Teologis Pastoral Ekaristi Transformatif 2025 dan Program Pastoral Ekaristi Transformatif saat Sidang Sosialisasi Tahun Ekaristi Transformatif untuk paroki-paroki sekevikepan Ruteng di Aula Keuskupan di Leda, Ruteng, Jumat, 7 Februari 2025. (Foto : KOMSOS KEUSKUPAN RUTENG)
RD Jossy menambahkan, pertobatan lebih bermakna ketika efeknya terasa bagi sesama, ketika kita bertobat dan membantu orang lain untuk “hidup” dan mereka merasakan bahwa dirinya dikasihi dengan pemberian dari yang kita miliki. Sehubungan dengan Tahun Pastoral Ekaristi Transformatif, ia menjelaskan, Ekaristi merupakan perjamuan syukur di mana orang menikmati bersama, sehingga selain kita bersyukur atas berkat-berkat yang Tuhan beri, juga kita berbagi berkat itu pada orang lain.
“Ekaristi Transformatif itu juga menyadarkan kita semua tentang arti APP Transformatif, bersama berjalan menuju pada sebuah perubahan, dari perubahan cara berpikir, sikap tobat dan perubahan yang kita bawa dalam diri sesama saudara yang lain,” ucapnya.
APP Ungkapan Jati Diri dan Iman
Dari evaluasi atas pelaksanaan APP tahun 2024, jelas RD Jossy, tampak semakin baiknya kesadaran umat, bahwa amplop APP tidak hanya sekedar lipatan kertas, tetapi sebenarnya mengungkapkan jati diri dan iman seseorang atau suatu keluarga. Tingkat partisipasi umat pun tinggi, termasuk partisipasi dalam hal mengembalikan amplop yang telah diterima dari paroki masing-masing.
“Partisipasi dalam rasa solidaritas juga sudah mulai meningkat, bisa terukur atau terlihat dari seberapa besar (prosentase) umat mengisi uang dalam amplop APP yang mereka terima. Bahkan, menariknya juga, ada umat atau keluarga yang mengisi uang dalam amplop disertai dengan intensi untuk didoakan. Itu cukup banyak dibuat oleh juga oleh umat. Ada peningkatan APP di tahun 2024 dari tahun-tahun sebelumnya, peningkatannya sebesarnya 30 persen, kurang lebih 300-an juta. Ini sebuah loncatan karena ada peningkatan,” kata RD Jossy.
Ia mengatakan, pihaknya optimis, APP akan terus mengalami peningkatan seiring dengan kesadaran umat tentang solidaritas dalam aksi bersama, termasuk upaya terus menerus dalam mensosialisasikan APP agar kesadaran semua umat di paroki-paroki menjadi nyata dan menyatu dalam gerakan bersama.
Ia juga berterima kasih dan mengapresiasi para pastor paroki dan DPP-DKP hingga pengurus Stasi, Wilayah dan KBG sebagai “ujung tombak” yang tajam karena adanya pemahaman baik dan benar sehingga selalu bisa memberikan pencerahan kepada umat, bahwa APP bukan berbicara tentang uang, tetapi tentang spirit memberi sebagai wujud nyata pertobatan sosial, sebuah jalan pertobatan bersama. *

Comments are closed.