Press "Enter" to skip to content

Uskup Ruteng Launching Tahun Yubileum 2025 di Gereja Katedral

Keuskupan Ruteng resmi meluncurkan Tahun Yubileum 2025 “Peziarah Pengharapan” bertepatan dengan Hari Raya Santa Perawan Maria Bunda Allah. Ribuan umat mengikuti Misa meriah yang dipimpin Uskup Ruteng, Yang Mulia Mgr Siprianus Hormat di Gereja Katedral. Umat Katolik diajak untuk mengalami belaskasih Tuhan dan membangun rasa solider terhadap sesama.

KEUSKUPANRUTENG.ORG – Uskup Ruteng, Mgr Siprianus Hormat memimpin Perayaan Ekaristi Launching (pencanangan) Tahun Yubileum 2025 dengan tema “Peziarah Pengharapan” bertempat di Gereja Katedral Ruteng, Rabu, 1 Januari 2025 pagi. Misa yang bertepatan dengan Hari Raya Santa Perawan Maria Bunda Allah, dihadiri lebih dari dua ribu umat, termasuk pengurus DPP, DKP, Wilayah dan KBG, biarawan-biarawati, tokoh-tokoh umat dan anggota kelompok kategorial.

Misa yang dimulai pukul 08.00 dihadiri sejumlah imam konselebran, di antaranya Sekretaris Jenderal Keuskupan Ruteng yang juga Ketua STIPAS St Sirilus Ruteng, RD Ardus Jehaut, Vikep Ruteng yang merangkap Administrator Paroki Katedral, RD Dyonysius Osharjo, Rektor Unika Santu Paulus, RD Agustinus Manfred Habur, Direktur Pusat Pastoral (PusPas), RD Martin Chen, Sekretaris Eksekutif Komisi Keadilan Perdamaian – Pastoral Migrant dan Perantau (KKP PMP) KWI, RD Marten Jenarut, Ketua Komisi Karitas Keuskupan Ruteng, RD Benediktus Gaguk, Ketua Komisi Kesehatan, RD Peppy Bora, Ketua Komisi Keluarga, RD Blasius Harmin, Ketua Komisi Liturgi, RD Andi Jeramat dan Pastor Rekan Paroki Katedral, RD Christian Sonny Igar.

Ribuan umat saat mengikuti jalannya Ibadat Pembukaan yang dilangsungkan di Gua Bunda Maria kompleks Gereja Katedral Ruteng saat Misa Launching Tahun Yubileum 2025 yang dipimpin Uskup Ruteng, Yang Mulia Mgr Siprianus Hormat, Rabu, 1 Januari 2025 pagi. (Foto : KEUSKUPANRUTENG.ORG)

Misa ini dimeriahkan oleh Paduan Suara Maria Assumpta dengan dirigen Dominicus Waso. Ibadat Pembukaan diawali di depan Gua Maria Paroki Katedral dengan ritus Pembukaan selanjutnya pembukaan Porta Sancta atau Pintu Suci yang menandai dimulainya Tahun Yubileum atau Tahun Suci 2025, sebuah perayaan istimewa yang diselenggarakan Gereja Katolik setiap 25 tahun. Setelah dibacakan Bulla Tahun Yubileum oleh Sekjen Keuskupan Ruteng, RD Ardus Jehaut, acara dilanjutkan dengan perarakan menuju pintu utama Gereja Katedral.

Bersama ribuan umat yang memenuhi pelataran (teras depan) Katedral, Uskup Ruteng memimpin penghormatan Salib Yubileum, pemberkatan air babtis dilanjutkan dengan perecikan air kepada semua umat dan membuka Porta Sancta (Pintu Suci) yang disimbolkan dengan membuka pintu Gereja Katedral Ruteng. Umat lalu berbondong-bondong memasuki Gereja melalui pintu tersebut untuk melanjutkan jalannya Perayaan Ekaristi.

Para imam konselebran sedang mengikuti Ibadat Pembukaan pada Misa Launching Tahun Yubileum 2025 yang dimulai dari depan Gua Bunda Maria Paroki Katedral Ruteng, Rabu, 1 Januari 2025. Hampir tiga ribu umat menghadiri Misa ini yang dimulai pukul 08.00 pagi, dipimpin Uskup Ruteng, Yang Mulia Mgr Siprianus Hormat. (Foto : KEUSKUPANRUTENG.ORG)

Berziarah Bersama Bunda Maria

Dalam homilinya, Mgr Siprianus mengatakan, dimaklumkannya Bulla Kepausan “Spes Non Cofundit” (pengharapan tidak pernah sia-sia) menjadi pedoman reflektif serentak aktif bagaimana Gereja, kita menziarahi Tahun Yubileum 2025 ini dan bahkan di dalam seluruh ziarah hidup kita dalam kekuatan Pengharapan! Dan karena itulah dua kata kunci yang menjadi tema Tahun Yubileum ini adalah Peziarahan dan Harapan.

“Tentu, saya amat berharap bahwa di paroki-paroki bakal diadakan katekese atau pertemuan umat untuk memaknai Tahun Yubileum 2025 ini, dan juga secara khusus untuk memahami arti pengharapan itu seperti yang dimaksudkan Rasul Paulus kepada jemaat di Roma. Dan bagaimana isi Tahun Yubileum itu dapat dimaknai secara praktis dalam kenyataan hidup menggereja dalam paroki kita masing-masing,” ujar Mgr Siprianus.

Tahun Yubileum 2025 telah diawali sejak pada malam 24 Desember 2024 ketika Paus Fransiskus membuka pintu suci di Basilika St Petrus Roma, sebelum Misa Malam Natal dimulai. “Dalam Peziarahan Harapan ini, marilah kita berjalan bersama Bunda Maria. Pada hari ini, liturgi Gereja Semesta mengajak kita semua berpaling kepada Santa Perawan Maria – Bunda Allah. Kita berziarah bersama Bunda Maria melewati Pintu Kerahiman Allah yang menyembuhkan, membebaskan dan menyelamatkan,” ucap Mgr Siprianus.

Uskup Ruteng, Yang Mulia Mgr Siprianus Hormat sesaat setelah momen membuka pintu suci (Porta Sancta) yang disimbolkan dengan pintu utama Gereja Katedral Ruteng, Rabu, 1 Januari 2025. Setelah pembukaan pintu tersebut, ribuan umat yang hadir, berbondong-bondong memasuki Gereja dengan sukacita untuk mengikuti Misa. (Foto : KEUSKUPANRUTENG.ORG)

Dalam Peziarahan Harapan ini, lanjut Mgr Siprianus, dalam suka dan duka yang dialami Bunda Maria, kita belajar bahwa Harapan pada Tuhan itu tidak saja terjadi pada saat ia mengalami kasih sukacita, seperti dalam Kisah Kabar Gembira atau Kisah kelahiran Yesus, anaknya. Tetapi peziarahan pengharapan pada Maria nyata pula dalam kesetiaannya berjalan bersama Yesus, Puteranya menuju puncak penderitaan di Golgota. Kekuatan spirituaitas Bunda Maria dalam ziarah pengharapan nyata dalam kekuatan Fiat-nya,”Aku ini hamba Tuhan…terjadilah padaku menurut perkataanmu.”

Gerakan Pastoral Konkret

Direktur Lembaga Karitas Keuskupan Ruteng, RD Benediktus Gaguk yang akrab disapa Romo Beben, berbincang dengan media ini, mengatakan, Gereja Katolik menetapkan tahun 2025 sebagai Tahun Pembebasan. Pembebasan tersebut, pertama-tama, terhubung dengan hal spiritual, yakni bebas dari belenggu dosa dan kegelapan; bebas dari keterbelengguan kuasa dan kenikmatan duniawi.

Pengantaran bahan-bahan persembahan oleh pengurus DPP, DKP dan kelompok kategorial saat Misa Pencanangan Tahun Yubileum 2025 di Gereja Katedral Ruteng. Nampak Uskup Ruteng didampingi oleh Sekjen, RD Ardus Jehaut dan Vikep Ruteng yang juga Administrator Paroki Katedral Ruteng, RD Dyonysius Osharjo. (Foto : KEUSKUPANRUTENG.ORG)

“Manusia bebas menentukan keputusan penting dalam hidupnya, tanpa ada paksaan dan intimidasi dari pihak manapun. Hal yang kedua, manusia beriman mesti bebas dari segala bentuk penindasan struktural dalam pelbagai bidang kehidupan, baik secara sosial ekonomi, politik, dan budaya. Tahun ini juga hendaknya menjadi kesempatan bagi alam lingkungan untuk bebas dari segala eksploitasi yang menghancurkan,” ujarnya

Menurut RD Beben, diharapkan juga ada upaya-upaya konkret dari Gereja, baik dalam bentuk kebijakan maupun program untuk menggerakkan upaya-upaya pembebasan tersebut. Untuk itu, Sabda Tuhan dan Ekaristi, sebagaimana menjadi fokus Pastoral Keuskupan Ruteng, hendaknya menjadi sumber dan pusat dari pelbagai gerakan Pastoral di tahun Yubilium ini.

“Pembebasan sejati, tidak mudah dicapai. Menuntut banyak energi, pikiran, waktu, dan komitmen yang kuat. Akan ada banyak tantangan dan hambatan. Tetapi kita harus memiliki harapan. Harapan yang menjadi kekuatan untuk terus melangkah, menjadi pedoman dan penopang pada setiap peziarahan. Dan pasti, Harapan tidak akan pernah mengecewakan, kata Paulus kepada Jemaat di Roma (Roma 5:5),” tambahnya.

Comments are closed.