Press "Enter" to skip to content

Tradisi Tesi, Ritus Adat untuk Kelancaran Festival Golo Curu Maria Ratu Rosari 2025

KEUSKUPANRUTENG.ORG — Dalam suasana penuh khidmat, Ritus Adat Tesi dilaksanakan di kompeks pemakaman para Uskup Keuskupan Ruteng yang berada di sisi barat Gereja Katedral Ruteng, Rabu pagi. 1 Oktober 2025. Ritus adat ini digelar sebagai ungkapan penghormatan kepada para uskup, para pastor, para pelayan Gereja, yang telah berjasa dalam karya penggembalaan umat di Gereja Lokal Keuskupan Ruteng.

Wua Lime atau buah tangan sebagai simbol ungkapan hati berupa telur, sirih pinang, dan tembakau yang digunakan sebagai simbol penghormatan saat ritus Tesi yang dilaksanakan oleh Panitia Festival Golo Curu di kompleks pemakaman para uskup yang pernah berkarya di Keuskupan Ruteng, Rabu, 1 Oktober 2025. (Foto : SASHA/KEUSKUPANRUTENG.ORG)

Tesi merupakan ritual adat khas masyarakat Manggarai yang dilakukan untuk memohon doa restu dari para leluhur sebelum memulai suatu acara besar. Dalam konteks iman Katolik di Manggarai, ritual adat ini dipadukan dengan doa Gereja sebagai wujud penghormatan kepada para gembala yang telah berpulang, sekaligus permohonan agar mereka menjadi pendoa di hadapan Tuhan.

Ritus Adat Tesi ini dipimpin oleh RD Inosensius Sutam, selaku Ketua Komisi Budaya dan Pariwisata Keuskupan Ruteng. Hadir mengikuti acara adat ini, Direktur PUSPAS RD Martin Chen, Vikaris Parokial Katedral Ruteng yang juga Ketua Komisi Keluarga RD Blasius Harmin, Ketua Umum Panitia Festival Golo Curu 2025 Yosef Nono. Ada juga RD Patrisius Suryadi dan sejumlah pegawai Paroki Katedral.

Suasana saat dilaksanakannya acara ritus adat Tesi di makam para uskup yang terletak di sisi barat Gereja Katedral Ruteng, Rabu, 1 Oktober 2025 pagi. Tampak Panitia Festival Golo Curu “Maria Ratu Rosari” saat berdiri di depan jejeran makam para uskup. (Foto : SASHA/KEUSKUPANRUTENG.ORG)

Dalam Ritual Adat Tesi tersebut, para imam dan semua yang menghadirinya mengungkapkan harapan agar para uskup yang telah berpulang— gembala-gembala Gereja Keuskupan Ruteng yang setia melayani hingga akhir hayat—turut menjadi pendoa bagi terselenggaranya festival iman dan budaya ini. Melalui perantaraan doa Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria Ratu Rosari, kiranya seluruh rangkaian kegiatan Festival Golo Curu tahun ini dapat berjalan dengan lancar, aman, dan membawa berkat bagi umat serta masyarakat luas.

“Dalam Tesi, kita mohon berkat dan perlindungan agar kegiatan festival berjalan lancar dan aman, dijauhkan dari segala arah dan rintangan, diberi cuaca yang baik, diberi kemudahan dan jalan keluar jika ada masalah. Kita juga memohon kesehatan rohani dan jasmani, persaudaraan dan persekutuan. Sehingga festival sungguh menjadi peristiwa iman holistik yang diungkapkan secara spiritual (doa, misa, prosesi Patung Bunda Maria), ekonomis melalui kegiatan ekraf, ekologis, secara kultural lewat pentas seni, dan secara sosio-karitatif,” kata RD Ino Sutam, Ketua Komisi Budaya dan Pariwisata Keuskupan Ruteng saat berbincang dengan media ini.

Kompleks pemakaman para uskup dan seorang biarawan dari Serikat Sabda Allah (SVD) yang terletak di area samping barat Gereja Katedral Ruteng. Di tempat ini digelar ritus adat Tesi untuk memohon doa mereka agar Festival Golo Curu yang mulai dilaksanakan di Ruteng berjalan lancar dan sukses. (Foto : SASHA/KEUSKUPANRUTENG.ORG)

Ritual Adat Tesi ini sekaligus menegaskan bahwa setiap langkah dalam persiapan Festival Golo Curu Maria Ratu Rosari 2025 tidak hanya berlandaskan usaha manusia, tetapi juga ditopang oleh doa, tradisi, dan keyakinan akan penyertaan Allah. Festival Golo Curu Maria Ratu Rosari 2025 menjadi perayaan yang menyatukan iman Katolik dengan kekayaan budaya lokal Manggarai, sehingga mampu menghadirkan sukacita, persaudaraan, dan penguatan iman bagi umat dan masyarakat. (Sasha Claudia)

Comments are closed.